Tag

, ,


Peran seorang guru tidak hanya sebagai pengajar namun lebih pada sisi sebagai pendidik untuk generasi masa depan. Dalam proses pembelajarannya menjadi guru, seseorang harus belajar bahkan diasramakan namun terhambat dengan jumlah asrama yang terbatas.

Hal inilah yang disampaikan rektor-rektor Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) saat menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jl Kebon Sirih, Jakpus, Kamis (7/5/2015). Mereka mengajukan pembangunan asrama karena asrama untuk pendidikan guru ini masih sedikit saat ini.

“Harapan kita bisa siapkan guru masa depan yang lebih bermutu tentu juga termasuk standar kelembagaan,” kata perwakilan rektor yang hadir, Sunaryo, usai pertemuan.

Sunaryo mengatakan bahwa asrama khusus untuk pendidikan profesi guru (PPG) ini sebenarnya sudah ada, namun jumlahnya tak banyak karena itu, ada niat untuk membangun asrama lebih banyak sehingga tenaga guru yang dihasilkan lebih banyak. Tujuan membangun asrama ini agar bisa membentuk guru yang berjiwa pendidik.

“Guru yang diharapkan bangsa ini adalah pendidik, bukan hanya bisa mengajar tapi juga dicontoh dan untuk melakukan itu hanya terbentuk kuliah tetapi terbentuk di dalam pembinaan asrama,” sambungnya.

Mereka memperhitungkan sekitar 56 ribu tenaga guru yang dibutuhkan setiap tahun. Namun, jumlah ini tak bisa dipenuhi karena persoalan fasilitas dan asrama yang terbatas. Karena itu mereka mengajukan pembangunan asrama pendidikan guru dengan anggaran Rp 2 triliun setiap tahun

“Kami usulkan perlu diasramakan disiapkan ikatan dinasnya dalam 3 tahun ke depan dan kami telah simulasikan kira-kira anggaran berapa yang diperlukan tidak lebih dari Rp 2 triliun per tahun. Jadi sesungguhnya, tidak besar anggaran untuk sebuah pendidikan guru yang menyiapkan sebuah bangsa,” terang rektor UPI Bandung ini.

Pembangunan asrama ini akan diutamakan di 12 LPTK negeri terlebih dahulu. Nantinya, akan ada ikatan dinas yang juga disiapkan untuk calon pengajar ini selama 3 tahun. Hal ini diharapkan akan meningkatkan kualitas pengajar Indonesia sehingga tidak hanya sebagai pengajar tapi juga pendidik.

“Jadi kita bicara kualitas intinya. kalau kita bicara kualitas guru itu adalah guru pendidik tapi ditambah lagi pendidik profesional. Tadi Pak Wapres menanggapi dengan baik,” pungkasnya.